Selasa, 11 Oktober 2011

Saatnya Berbuat untuk Menyelamatkan Bumi

Perubahan iklim (change climate) akhir-akhir ini ramai dibahas sebagai isu lingkungan yang harus diwaspadai. Bagi kita yang awam pengetahuan tentang pemanasan global, hanya bisa merasakan kalau ada perubahan tentang suhu, tentang curah hujan, tentang angin, dan tentang hawa (keadaan udara) yang kita rasakan. 
Untuk sedikit memberi pengetahuan tentang pemanasan global dan perubahan iklim, saya hadirkan tulisan ini yang di ambil dari: aa-globalwarming.blogspot.com

Gas Rumah Kaca dan Efek Rumah Kaca  
Gas Rumah Kaca seperti (CO2), (CH4), atau (N2O),  menyelimuti bumi, dan menahan panas matahari di atmosfir.  Akibatnya terjadinya akumulasi panas (atau energi) yang semakin tinggi.  Bayangkan saat kita berada di dalam rumah kaca yang suhunya lebih hangat karena kaca menyebabkan panas terperangkap di dalamnya.  Akumulasi panas yang berlebihan di atmosfir bumi membuat iklim berubah.
Enam gas Rumah Kaca yang harus diturunkan emisinya, adalah:
  • • Karbon dioksida (CO2);
  • • Methana (CH4);
  • • Nitrogen Oksida (N2O);
  • • Hydrofluorocarbons (HFCs);
  • • Perfluorocarbons (PFCs); dan
  • • Sulphur hexafluoride (SF6)
 Dampak Perubahan Iklim  
Saat suhu permukaan bumi terus meningkat, berbagai bencana akan terjadi pada bumi dan kehidupan kita, diantaranya:
Air bersih susah didapat (hanya 1 dari 5 penduduk dunia yang dapat memperoleh air bersih). Diperkirakan kondisi ini semakin buruk pada 2080, saat itu sekitar 3 milyar orang kekurangan air bersih,
  • Sekitar 20-30% spesies menghadapi kepunahan. 
  • Mencairnya hamparan es di Greenland mengakibatkan peningkatan tinggi permukaan air laut sekitar 6 meter.  Untuk menghadapi hal ini, sejumlah negara seperti Belanda sudah menggelar kompetisi merancang rumah terapung.
  • Banjir menggenangi kawasan dataran rendah yang merupakan kawasan lahan subur untuk pertanian seperti Bangladesh, Maldives,dan lokasi kota-kota di pinggir pantai seperti Jakarta.
  • Semakin tingginya frekuensi dan intensitas hujan badai dan angin topan
  • Terjadi migrasi besar-besaran karena banyak wilayah tidak dapat menopang kehidupan
  • Ancaman terhadap kesehatan manusia.  Ledakan berbagai penyakit tropis seperti malaria dan demam berdarah. Di Eropa pada 2003 saja, sekitar 20.000-30.000 orang kehilangan nyawa karena gelombang panas.   
  • Proses penggurunan karena kekeringan yang berkepanjangan
  • Gagal panen akibat kekeringan sehingga terjadi kelaparan besar-besaran.  
  • Terjadi pengungsian besar-besan akibat hilangnya mata pencaharian.
  •  Nelayan sulit mendapatkan ikan karena kerusakan terumbu karang di seluruh dunia akibat suhu air laut meningkat.
  • Kebakaran hutan semakin sering terjadi.
  • Kenaikan suhu ekstrim di beberapa wilayah.  Seperti suhu di Kalimantan yang biasanya sekitar 35°C, naik menjadi 39°C. di Sumatra, dari suhu rata-rata 33-34°C menjadi 37°C.  Sementara Jakarta dari 32-34°C berubah menjadi 36°C.
Fakta-fakta dasar ini sangat akrab dengan sebagian besar masyarakat, terutama masyarakat di Negara berkembang yang harus segera beradaptasi demi kelangsungan hidup mereka. Pemanasan global dan perubahan iklim mempersulit kehidupan masyarakat rentan, padahal sumbangan mereka terhadap emisi gas rumah kaca sangat sedikit dibandingkan Negara-negara indusri.
Pemanasan Global dan perubahan Iklim yang menyertainya merupakan masalah modern yang sangat rumit, untuk dapat mengatasinya harus melihat secara menyeluruh, masalah kemiskinan, pembangunan ekonomi global dan pertambahan populasi.  Tidak mudah mengatasinya.  Terlebih lagi saat dimensi keadilan ditinggalkan.
Tetapi mengabaikannya, dalam berbagai tingkatan akan menjadikan kondisi ini lebih buruk lagi. Saatnya bertindak, mulai sekarang. Menundanya berarti sama dengan membiarkan kerusakan alam semakin cepat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar