Rabu, 26 Oktober 2011

Membangun Energi Positif Belajar

Oleh : SUPANDI, S.Pd., MM Pengurus Agupena Kab. Cilacap
Ketika seorang anak ditanya “Mengapa kamu kok rajin sekali belajarnya, Nak?”. Atas pertanyaan yang demikian, beragam jawaban akan mereka lontarkan, seperti ; “Saya rajin belajar supaya pandai, supaya naik kelas, supaya lulus ujian, supaya gampang mencari kerja, atau supaya bisa melanjutkan ke Perguruan Tinggi Negeri”.
Ragam jawaban seperti tersebut diatas merupakan jawaban yang sangat logis. Bisa dipastikan, sebagian pelajar akan menjawab dengan jawaban-jawaban yang tidak jauh dari itu. Namun, tahukah Anda bahwa kegiatan belajar, seperti membaca buku, menghafalkan, berlatih mengerjakan soal-soal, diskusi, dan lain-lain, ternyata memiliki kandungan prinsip yang sangat dalam?. Kandungan prinsip yang kelak akan sangat berguna bagi kehidupan Anda di masa depan, masa yang penuh dengan kesuksesan dan kebahagiaan.
Sebelum mambaca tulisan ini lebih lanjut, mari kita renungi sebuah cerita nyata berikut : Cerita ini bermula dari hasil observasi saya, ketika saya melakukan acara bali ndeso beberapa waktu yang lalu dan mengunjungi beberapa teman sekolah saya dulu. Saya menjumpai beberapa teman yang saat ini memiliki profesi yang beragam ; ada yang berprofesi sebagai abang becak, ada yang sebagai pemulung, tukang potong rambut, dan ada yang menjadi pedagang kecil-kecilan. Jelasnya, nasib mereka berada pada posisi yang kurang menguntungkan. Mereka hidup dalam keterbatasan dan himpitan ekonomi.
Puluhan tahun yang lalu saya ingat betul apa yang mereka lakukan ketika mereka bersekolah. Mereka jarang sekali belajar. Berangkat sekolah semata-mata hanya sebagai kesibukan saja, asal berangkat, dan bertemu dengan teman-temannya, bersenda gurau. Di benaknya nyaris tidak ada gairah untuk menimba ilmu.
Lantas, apa hubungan antara cerita nyata diatas dengan prinsip yang terkandung dalam kegiatan belajar? Anda mungkin sudah mengenal Hukum Kekekalan Energi bukan? Dalam Hukum Kekekalan Energi (HKE) dinyatakan bahwa energi yang dikeluarkan oleh sebuah benda itu tidak akan hilang, tetapi akan berubah dalam ujud yang lain.
Berdasarkan prinsip alam, ternyata Hukum Kekekalan Energi (HKE) berlaku juga terhadap kehidupan manusia, terhadap upaya yang dilakukan oleh manusia. Bahwa energi yang dikeluarkan oleh seseorang ternyata tidak akan sia-sia, melainkan akan kembali dalam bentuk yang lain. Disinyalir, bahwa yang dimaksud dengan bentuk yang lain antara lain berupa kesuksesan hidup di kemudian hari.
Seorang siswa yang jauh-jauh hari sudah menerapkan prinsip Hukum Kekekalan Energi (HKE), yakni sudah melakukan belajar giat, berarti dia sudah mengeluarkan energi sejak dimulainya belajar giat, apakah mulai kelas III SD atau mungkin sejak kelas V SD. Energi yang telah dia keluarkan sejak kelas III SD atau mungkin sejak kelas V SD, selanjutnya merupakan Tabungan Energi (TE). Seorang siswa yang sampai dengan kelas IX SMP belum juga mau belajar giat berarti dia belum memiliki Tabungan Energi (TE).
Contoh yang dialami oleh teman-teman saya sebagaimana yang saya ilustrasikan diatas adalah contoh dari sebagian kecil orang-orang yang nyaris tidak memiliki Tabungan Energi (TE). Besar kecilnya Tabungan Energi (TE) yang dimiliki seseorang akan berpengaruh pada besar kecilnya Hasil Usaha Tabungan (HUT). Dalam realitas kehidupan, orang-orang yang sukses pastilah orang yang pada awalnya memiliki Tabungan Energi (TE) yang banyak. Sudahkah Anda memiliki TE yang banyak?
Buat anak-anakku dimanapun kalian berada, silahkan direnungkan, “Sudah berapa besarkah Tabungan Energi yang kalian miliki?”. Untuk menjawab pertanyaan ini kalian sendirilah yang lebih tahu. Segeralah singsingkan lengan bajumu, langkahkan kakimu menapaki lorong-lorong panjang berliku menuju gerbang masa depan. Jadikan dirimu sebagai sosok yang bisa membanggakan orang tua dan andalan Indonesia.
Milikilah Tabungan Energi yang banyak demi kehidupan kalian di masa depan. Bukankah kalian ingin menjadi orang yang sukses? Tidak ada yang menjawab tidak kan? Nah, mulailah belajar yang giat sekarang juga. Salam “Long life education”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar