Minggu, 19 Agustus 2012

FITRI MODAL MERAIH SUKSES


Dengan bergantinya hari yang ditandai dengan tenggelamnya matahari terakhir di bulan Ramadhan, muncullah bulan Syawal. Kala itu takbir menggema di seluruh penjuru untuk mengagungkan Allah, sekaligus wujud sebuah pengakuan dari hambanya yang telah lulus dalam diklat Ramadhan. Predikat takwa telah diraih oleh mereka yang lulus dalam diklat. Predikat Muttaqin (orang yang takwa) tertulis dalam dada sebagai symbol kemenangan dari perjuangan selama diklat satu bulan. Materi utama dalam mengikuti pendidikan dan latihan tersebut adalah melawan hawa nafsu diri sendiri.  Itulah perjuangan terbesar manusia. Dan kita telah melaksanakannya.

Predikat takwa tampak tercermin dari pengakuan yang tulus bahwa Allah saja yang maha besar; yang lainnya adalah kecil. Memang begitulah sesungguhnya fakta yang ada. Namun seringkali kita lupa sehingga kadangkala kita merasa besar, merasa superior dan menganggap yang lainnya inferior, suka merasa lebih dari yang lain sehingga muncul tindakan-tindakan yang membanggakan diri sendiri dan tidak mau kalah, tidak mau diungguli oleh teman kita. Manakala ada teman kita yang berprestasi serta merta menjadi sinis seolah tidak rela. Maunya prestasi itu untuk dirinya, bukan untuk orang lain.

Alahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar. Lailaha illa Allah, Allahu Akbar. Allahu Akbar walillahilhamdu. Dengan kalimat takbir yang kita ucapkan dalam menyambut HariRaya Idul Fitri ini mudah-mudahan sifat dan sikap sombong diri kita pupus oleh Diklat Ramadhan (puasa selama satu bulan penuh di bulan Ramadhan) pada tahun ini. Dengan sikap yang mau merendah ini mudah-mudahan menjadi bekal untuk kita meraih kesuksesan di masa depan. Karena tidak ada kesuksesan yang dilandasi sikap sombong.

Kesuksesan dalam melaksanakan puasa di bulan Ramadhan, membawa seseorang kembali dalam fitrahnya sebagai manusia. Fitrah manusia yang lahir di dunia ini adalah putih bersih tanpa noda. Kondisi fitrah inilah yang jiwa-jiwa manusia tunduk dan patuh berserah diri kepada Allah. Sikap berserah diri itulah yang disebut dengan istilah lain islam. Orang yang berserah diri jelas-jelas jauh dari sikap sombong dan mengagungkan diri sendiri. Kondisi fitrah manusia setelah dewasa bisa terwujud kembali setelah kita melaksanakan ibadah puasa Ramadhan. Makanya orang menyebutnya hari kemenangan ini sebagai hari raya Idul Fitri.

Dengan Idul Fitri tahun ini, marilah kita isi kembali lembaran putih ini dengan goresan prestasi yang membanggakan sehingga menjadi kesuksesan bagi diri kita masing-masing. Jadikan kondisi fitri ini menjadfi modal awal meraih kesuksesan dimasa yang akan datang, jangan sampai lembaran yang bersih ini kita kotori dengan perbuatan dan tindakan yang kontra produktif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar